Berita Perpustakaan

Monumen Setu Legi

<p class="has-text-align-justify" value="<amp-fit-text layout="fixed-height" min-font-size="6" max-font-size="72" height="80">MONUMEN SETU LEGI SEBAGAI SAKSI SEJARAH AGRESI MILITER BELANDA II (1948-1949) DI YOGYAKARTA KHUSUSNYA DI DESA ARGOMULYOMONUMEN SETU LEGI SEBAGAI SAKSI SEJARAH AGRESI MILITER BELANDA II (1948-1949) DI YOGYAKARTA KHUSUSNYA DI DESA ARGOMULYO

       Pada tanggal 19 Desember 1948 Kota Yogyakarta telah diduduki oleh pasukan Belanda. Pemerintah Pusat segera mengambil tindakan. Lurah sebagai kepala pemerintahan paling bawah, mendapat instruksi agar semua warga diberi penerangan untuk siap siaga apabila terjadi serangan secara mendadak. Banyak koraban jiwa yang jatuh dalam peristiwa tersebut. Monumen Setu Legi sebagai salah satu saksi sejarah kekejaman Belanda saat melakukan operasi di Desa Argomulyo, Sedayu, Bantul.

Pendirian monumen ini dilatarbelakangi oleh peristiwa pada hari Sabtu Legi, 7 Januari 1949, Belanda melakukan opersi secara mendadak dan banyak korban yang berjatuhan. Beberapa perangkat desa disandera agar mau menunjukkan markas TNI ataupun orang-orang yang berkhianat kepada mereka. Jumlah korban jiwa ada 23 orang, dan rumah yang dibakar berjumlah 123 unit. Kata kunci : Agresi Militer Belanda II, Monumen Setu Legi, Desa Argomulyo.

Site Statistics
  • Today's visitors: 9
  • Today's page views: : 11
  • Total visitors : 2,166
  • Total page views: 3,107